.
DA AKU MAH APA ATUH?
Refleksi dan Introspeksi Diri Segenap Rakyat SocMed
“Satu bahasa jutaan makna cerita..”
—Bondan Prakoso feat Fade 2 Black
I
|
stilah “Da, aku mah apa atuh?”
sebenarnya sudah kadaluarsa sekitar satu tahun yang lalu. Meskipun sudah
kadaluarsa di DuMay (Dunia Maya), tapi kalimat ini semakin menggema di DuNya
(Dunia Nyata). Kalimat gaul orang Sunda ini dipahami bukan hanya
oleh orang Sunda itu sendiri. Orang Sumatera, Kalimantan, Betawi, Jawa, Madura,
Bali, Sulawesi hingga Papua pun mengerti. Terserah Anda mau menilai itu sebuah
fakta atau opini. “Yang penting happy” kata jin Djoko pada iklan rokok Djarum
76. Ups, sensor! Iklan vroh, heuheuheu.
Kembali ke tema awal,
bukan ke laptop ya. Dalam bahasa resmi
kita, bahasa Indonesianya itu, kurang-lebih artinya “Siapa sih saya ini?” yang
bermakna merendahkan hati. Eits rendah hati, bukan rendah diri lho.
Rendah hati itu identik dengan tawadhu’ yang diterapkan ketika sedang
berinteraksi dengan sesama manusia, bahkan sesama makhluk baik yang sudah mati
atau yang masih hidup. Sedangkan rendah diri hubungannya dengan tadlarru’,diaplikasikan
manakala berhadapan dengan Tuhan. Bagi penganut agama Islam, tawadhu’ dilakukan
saat ahli ilmu bertemu dengan orang dungu dan tadlarru’ dilakukan saat
sembahyang shalat misalnya. Kalau boleh saya bilang, kalimat “Da Aku Mah Apa
Atuh?” menyimpan semangat flashback to your basic, kembali ke
laptop! Eh, kembali ke jati dirimu. Kamuu.. iyaa kamu, hehe.
Sebelum lanjutin tentang power
rendah hati yang terkandung dalam kalimat “Da, aku mah apa atuh?”,
mungkin Anda menyangka tulisan ini bakal menyoroti perkembangan kalimat “Da,
aku mah apa atuh?” karya comic sunda yang entah siapa pengarangnya. Kayak
lagu daerah aja, tak diketahui pengarangnya. Bukan. Bukan itu yang
ingin saya tuliskan disini. Namun, entah si Rey atau si Adol, dua nama yang
tertera pada puisi comic sunda ketika penulis download Mp3-nya tersebut
yang punya peran penting dalam mempopulerkan kalimat Sunda itu.
Penasaran kayak apa sihlirik lagunya? Beneran penasaran? Penasaran banget apa
penasaran aja? Haha, mau tau lirik lagunya? Ok,Cekidot:
Terserah dirimu
menilaiku semuanya
Karena aku hidup
dengan begini adanya
Persetan dengan
kamu, kalian juga mereka
Aku sadar, DA
AKU MAH APA ATUH?
Ku jalani semua
dengan semangat tersisa
Walau hati ini
juga terkadang terluka
Ku sabar dan
tabah untuk jalani semua
Aku sadar, DA
AKU MAH APA ATUH?
Melihat pacarnya
cantik jangan iri
Melihat mobilnya
matic jangan iri
Mending ge geura
dahar engke bisi salatri!
Bagaimana? Menarik bukan? Haloo?
(krik, krik, krik, krik) :D
Menarik bagi yang merasa lucu
atau asing, baru mendengar kalimat Sundanya itu, “Da, aku mah apa atuh?” dan
“Mending ge geura dahar engke bisi salatri!”. Khusus kalimat yang
terakhir, artinya tuh “Buruan cepet makan, ntar sakit perut!”
(kalau gak salah, heuheu). Selain si Rey dan si Adol, ternyata ada juga yang
merilis lagu dengan judul “Da, Aku Mah Apa Atuh?” dan “Da, Aku Mah
Atuh Apa?”. Mereka diantaranya; Kuda Band, Welcome To My House (WTMH) dan
Balada Panas Dalam (BPD) oleh seorang bernama Novita. Yang lebih booming itu
bukan lagunya sih, tapi puisinya. Tengok yuk:
Da Aku Mah Apa Atuh?
Semerbak
terasa aroma bau bahan kamu
Saat aku
dekatimu dengan motor tuaku
Lalu
kamu menyapaku dengan merdu
“aa..
suku aku kagéléng”
Gejolak
hasrat mengajakmu menikah
Dengan
seperangkat alat terbang
Tapi..
Da aku
mah apa atuh?
Meskipun
beungeut hideng juga
Tapi
pengen wéh ari membuat hidup kamu berwarna mah
Da aku
mah apa atuh?
Meskipun
jiwa dan raga ini kotor
Tapi
pengen wéh ari memberikan cinta yang suci ke kamu mah
Da aku
mah apa atuh?
Meskipun
bodo juga
Tapi
pengen wéh ari isi kepala cuma kamu seorang mah
Da aku
mah apa atyh?
Meskipun
motor masih nyicil juga
Tapi
pengen wéh ari maskawin dibayar kontan mah
Da aku
mah apa atuh?
Meskipun
bau kélék juga
Tapi
pengen wéh ari bikin kamu nyaman bersandar dibahu aku mah
Tapi,
belum apa-apa
Kamu
menyudahi hubungan ini
Hanya
sameut dieu aja
Tapi
keun.. da hirup aku mah emang peurih
Kaos
kaki juga logor
Dikaretan
wéh biar gak morosot ka handap
Keun..
da hirup aku mah peurih
Pengen
dibilang gaul
Pas beli
baso juga bilangnya “GWS” bukan “GPL”
Keun..
da hirup aku mah peurih
Nyapa
kamu juga tara diwaro
Tembus
pandang meureun aku mah nya?
Keun..
da hirup mah peurih
Pengen
makan yang pedes-pedes juga
Aku mah
lain ku sambel, tapi sireum ateul wéh
ditambulan
Keun..
da hirup mah peurih
Kadang
diatas, kadang dibawah
Kadang
neuktek kuku pondok teuing
Da aku
mah apa atuh?
Hirup
juga peurih
Kumaha wéh
beuteung
Teu dibéré dahar
dalapan dinten
Dibuat bingung sekaligus heran
kan dengan puisi diatas? Haha, tenang.. saya sisipkan kosa kata Basa Sunda di
halaman... cari sendiri! Da hirup mah peurih heuheu
Anda mungkin mengira saya akan
membeberkan tembang dangdut “Da Aku
Mah Apa Atuh?”-nya Cita Citata alias Wika Salim? Oh, bukan juga. Jadi gak
asik nih kalau gak dikasih lirik lagunya, cekidot dah:
Da aku mah apa atuh?
Cuma selingkuhan kamu
Aku mah apa atuh
Cuma pacar gelapmu...
Stoop! Jangan panjang-panjang
liriknya. Ntar pada keenakan lagi, terus terbawa suasana jadi goyang
dumangampe guling-guling saking senengnya heueheu. Lagu dangdut yang
sudah hits itu sebenarnya ciptaan istri Kang Dicky Candra, artis asal
Garut. Anak Sunda ternyata yang bikinnya. Maka dari itu, tidak diragukan
lagi akan kekhasan bahasa Sundanya padalagu tersebut. Langkah ini pun punya
andil yang sangat besar dalam mencuatkan kalimat “Da, aku mah apa atuh?” apalagi
dibawakan dengan lagu dangdut, atuh semakin akrab ditelinga masyarakat.
Mantaaap.
Tapi
sekali lagi, bukan itu yang hendak saya bagi kepada pembaca termasuk Anda. Yang
ingin saya sampaikan dugi ka kepincut adalah tentang kekuatan atau power
rendah hati yang sekilas tersirat dalam kalimat “Da, aku mah apa atuh?”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar